Cara Kaya dengan Aman
Posted by RickyJanuar | Posted in | Posted on 14.43
1
Terus Belajar dan Open Minded
Dunia berubah dengan sangat cepat, clan banyak hal diganti oleh sesuatu yang samasekali baru. Sekadar ilustrasi, teknologi video tape yang dikembangkan hampir 100 tahun sempat merajai pasar selama beberapa tahun, tetapi begitu keluar teknologi VCD dalam empat tahun video tape punah. Pager sempat merajalela sebelum tahun 1990, tetapi sekarang sudah punah. Perubahan pemerintahan yang diikuti oleh perubahan peraturan pemerintah, perubahan struktur sosial, perubahan tren, perubahan teknologi, perubahan peta
persaingan, banyak menghilangkan bisnis tertentu. Karyawan kena imbas yang parah. Ratusan ribu jenis pekerjaan lebih mengandalkan mesin, komputer dan teknologi daripada keterampilan otak dan tangan manusia, sehingga semakin banyak bidang usaha yang semakin sedikit memerlukan tenaga manusia. Akibatnya banyak orang tidak bisa bekerja dan menjadi pengangguran. Perubahan ini menegaskan suatu keadaan yang menakutkan: tidak ada pekerjaan yang aman.
Di tengah arus perubahan besar seperti itu, untuk dapat bertahan hidup saja diperlukan upaya keras untuk selalu belajar dan memiliki pikiran terbuka (open minded), apalagi untuk kaya raya dan berjaya. Untuk itu, kita lebih banyak dituntut untuk terus belajar dan membuka pikiran terhadap apa yang terjadi di dunia. Kita dituntut untuk belajar dari yang terbaik di dunia. Dan ketika zaman berubah, kita harus terus belajar agar mampu berubah, mengikuti atau bahkan memimpin kemajuan zaman.
Untuk itu, ada beberapa cara belajar: Pertama, belajar dari pengalaman. Belajar dari pengalaman adalah proses belajar yang paling berkesan. Kita akan jauh lebih ingat kalau kita mengalami.
Kedua, belajar melalui proses menganalisis, berpikir dan menyimpulkan. Kalau hanya mengandalkan pengalaman, orang tidak akan pernah sampai ke bulan. Untuk sesuatu yang sama sekali baru, diperlukan proses lain. Dalam hal yang sama sekali baru ini, proses berpikir dimulai dengan membandingkan sesuatu hal yang kita terima dengan panca indera kita dengan sesuatu yang sudah ada di otak kita. Kemudian proses kedua kita akan bertanya apa artinya hal ini. Kemudian otak akan menyimpulkan apa yang akan dilakukan.
Ketiga, belajar secara langsung dari mentor atau pembimbing. Ini adalah cara yang paling cepat dan paling mudah. Saran saya:
80% waktu belajar kita harus kita pakai untuk belajar dari orang yang terbaik di bidang yang hendak kita pelajari, baik melalui seminar, workshop, bimbingan secara formal, atau informal, secara pertemanan.
20% waktu yang kita alokasikan untuk belajar kita pakai untuk belajar dari siapa pun termasuk dari orang yang gagal.
80% waktu yang kita alokasikan untuk belajar harus kita pakai untuk mempelajari bidang di mana kita ingin sukses. (Bayangkan, bila kita belajar setiap hari 2 jam mengenai sebuah bidang dalam waktu 2 tahun, kita akan menjadi master dalam bidang tersebut, dan dalam 5 tahun kita akan menjadi ahli setingkat doktor dalam bidang tersebut).
20% waktu yang kita alokasikan untuk belajar harus kita pakai untuk mempelajari bidang apa pun, termasuk bidang yang tidak kita sukai, untuk membuka pikiran kita.
Cara keempat, belajar secara tidak langsung dari buku, kaset, internet, dan lain sebagainya. Ini adalah cara belajar yang membuat kita mendapatkan paling banyak. Pengarang buku yang bermutu rata-rata sudah berumur antara 30-50 tahun waktu menulis bukunya. Waktu menulis, pengalamannya yang sudah sekian puluh tahun itu ikut mewarnai tulisannya. Misal kita anggap rata-rata orang mengarang buku berumur 35 tahun. Itu berarti bahwa satu buku senilai dengan 35 tahun pengalaman orang. Ketika saya membaca 1000 buku, pemelajaran saya setara dengan nilai 35.000 tahun pengalaman orang.
Setiap orang memiliki gaya belajar sendiri yang paling efektif. Kita sudah mendengar berkali-kali, bahwa pikiran itu ibarat parasut. Dia akan berguna bagi kita kalau terbuka. Buka pikiran Anda dengan mendengarkan pengalaman orang sukses yang bisa Anda peroleh dengan cara ikut seminar, mendengarkan rekamannya, membaca buku-bukunya, clan bergaul dengan mereka. Dan apabila kita ingin belajar sampai ahli terhadap sesuatu bidang gunakan jurus:
Belajar dari yang terbaik
Larut sepenuhnya
Lakukan pengulangan dengan ada jeda
Membangun Peternakan Uang
Yang dimaksudkan peternakan uang adalah investasi yang hasilnya cukup untuk membiayai gaya hidup kita. Investasi ini bisa berupa bisnis yang menghasilkan dengan atau tanpa kita. Juga bisa berupa royalti atas hak cipta, rumah yang dikontrakkan atau disewakan sebagai tempat kos, saham-saham yang menghasilkan dividen, reksa dana, rumah walet, clan lain sebagainya.
Ada 3 prinsip untuk membangun peternakan uang: 0 Menunda kesenangan
Alokasi Aset
Alokasi kesenangan
1) Menunda Kesenangan
Fakultas psikologi di sebuah universitas top di luar negeri mengadakan penelitian sebagai berikut. Mereka mengumpulkan anak-anak umur 5-6 tahun di dalam sebuah ruangan dan memberi permen coklat dl hadapan mereka. Mereka diberitahu bahwa boleh langsung makan permen itu atau menunggu 30 menit. Siapa pun yang mau menunggu 30 menit akan diberi 2 permen coklat. Hasil pene\\tvan menunjukkan babwa ada yang mau menunggu, tapv ada pu\a yarg tidak mau menunggu. Menarik bahwa ternyata mereka yang mau menunggu itu tidak terus bengong menatap permen coklat yang ditaruh di depan mereka, tetapi asyik bermain sambil menunggu. Jadi mereka juga menikmati ketika menunggu.
Yang lebih menarik lagi, ketika penelitian dilanjutkan sampai 30 tahun ke¬mudian ternyata anak-anak yang mampu menunda kesenangan tersebut mendapatkan nilai yang lebih baik di sekolah, menjadi karyawan yang lebih baik, atau menjadi pengusaha yang lebih sukses dibanding teman-teman mereka yang tidak mampu menunda kesenangan.
Banyak orang yang ingin tampak kaya, tapi mereka tidak kaya sungguhan. Begitu penghasilan bertambah besar, mereka menyicil barang-barang konsumtif seperti rurnah can mobil. Mestinya lebih baik kita berfokus untuk membuat peternakan uang dahulu, baru kemudian membeli barang-barang konsumtif atau barang mewah.
Prinsip menunda kesenangan ini kita bisa lakukan dengan 3 hal: pertama, menunggu sampai kita mempunyai passive income yang cukup untuk mem¬bayar atau menyicil barang-barang konsumtif kita. Kedua, menunggu sampai kita mempunyai uang minimal 10 kali lebih besar daripada harga barang mewah yang kita inginkan, dan baru kemudian kita membeli barang mewah tersebut. Ketiga, menurunkan kesenangan. Misal, kita mampu membeli BMW seri 7 tapi kita beli BMW seri 5.
2) Alokasi Aset
Untuk membangun peternakan uang, kita bisa melakukannya dengan mengikuti sistem alokasi aset kita. Caranya adalah:
Sediakan sekian persen dari pendapatan atau income kita, dan masukkan uang tersebut ke dalam investasi yang aman. Ciri-ciri investasi yang aman adalah kurang lebih bunga atau hasil investasi itu dl bawah 15%, dan tingkat keberhasilannya bisa diperkirakan 95% pasti hasil.
Sediakan sekian persen dari pendapatan atau income kita, dan masukkan uang tersebut ke dalarn cadangan minimal 5-6 bulan biaya hidup (atau untuk melunasi utang bila ada). Setelah mencapai 5-6 bulan biaya hidup, gunakan sekian persen dari pendapatan atau income kita, dan masukkan uang tersebut ke dalam investasi yang tumbuh. Ciri-cm investasi yang tumbuh adalah kurang lebih bunga atau hasilnya tumbuh 15% - 100% per tahun.
Sisanya silahkan dihabiskan.
Besarnya persentase dalam alokasi aset tersebut tergantung pada beberapa hal, yaitu
besarnya pendapatan atau income
besarnya pengeluaran
besarnya tekad untuk cepat-cepat merdeka secara keuangan.
Semakfn besar tekad kita untuk secepatnya merdeka secara keuangan, kita akan semakin menekan pengeluaran, menaikkan income, dan menginvestasikan selisihnya ke dalam investasi yang aman dan investasi yang tumbuh.
Untuk segera mewujudkan peternakan uang Anda, saran saya adalah sebagai berikut: berapa pun penghasilan Anda,
minimal 10% disisihkan lalu diinvestasikan dalam investasi yang aman.
minimal 20% disisihkan, dijadikan cadangan 5-6 bulan biaya hidup, atau diinvestasikan dalam investasi yang bertumbuh.
maksimal 70% dihabiskan untuk memenu